Arsip Kategori: Kedokteran

fakultas kedokteran ugm

Berapa Biaya Kuliah Kedokteran UGM 2023? Berikut Rinciannya!

Biaya kuliah kedokteran UGM 2023 – Sebelum mengambil studi kedokteran, salah satu pertimbangan yang cukup penting adalah biaya kuliah atau biaya pendidikan yang harus dikeluarkan. Hal ini dikarenakan kedokteran adalah jurusan kuliah yang terkenal mahal dan membutuhkan banyak biaya dari awal masuk hingga bisa mendapat gelar dokter. Biaya kuliah kedokteran juga beragam dan bergantung pada perguruan tinggi, jalur masuk, hingga program yang diambil. 

Sebagai salah satu PTN yang buka jurusan kedokteran paling diminati, UGM sudah tentu jadi incaran banyak calon mahasiswa kedokteran di Indonesia. UGM juga dikenal sebagai kampus kerakyatan dengan biaya kuliah yang juga masih terjangkau dengan berbagai keringanan atau subsidinya, termasuk untuk jurusan kedokteran. 

Untuk kamu yang tertarik berkuliah di jurusan kedokteran UGM, jangan lewatkan info berikut ini, ya!

Keunggulan Fakultas Kedokteran UGM

UGM merupakan salah satu pioneer pendidikan tinggi di Indonesia yang telah berdiri sejak jaman penjajahan Belanda. Fakultas kedokteran juga menjadi salah satu fakultas pertama yang dibuka dan akhirnya diresmikan pada tahun 1949. Sebagai salah satu fakultas kedokteran tertua di Indonesia, pengalaman dan kualitas pendidikan dokter di UGM tentu tidak bisa diragukan lagi. 

Hingga tahun 2021, FK UGM sudah memiliki 32 departemen yang mencakup berbagai bidang ilmu kedokteran dengan 22 program pendidikan dokter spesialis (PPDS 1) dan 5 program pendidikan dokter subspesialis (PPDS 2). FK UGM juga bekerja sama dengan 5 Rumah Sakit Pendidikan di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta untuk mewadahi pendidikan klinis mahasiswanyaLengkap banget, bukan? 

Ada juga berbagai kegiatan di luar pembelajaran akademik yang difasilitasi oleh FK UGM untuk para mahasiswanya. Mahasiswa FK UGM bisa mengikuti penelitian, kompetisi mahasiswa, pertukaran pelajar (student exchange), double degree hingga summer/winter course, khususnya bagi mahasiswa kedokteran yang mengambil program IUP. 

Biaya Kuliah Kedokteran UGM – Program Reguler

Program reguler untuk prodi kedokteran UGM bisa diikuti melalui beberapa jalur yaitu Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), atau Ujian Mandiri (UM-UGM). Jika lulus melalui salah satu jalur tersebut, mahasiswa kedokteran UGM akan dibebankan dengan biaya kuliah berupa Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebagai berikut: 

  1. UKT Pendidikan Unggul: Rp24.700.000
  2. UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 25%: Rp18.525.000
  3. UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 50%: Rp12.350.000
  4. UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 75%: Rp6.175.000
  5. UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100%: Rp0

Besaran UKT ditetapkan sesuai kemampuan ekonomi setiap mahasiswa yang berlaku untuk seluruh mahasiswa, baik dari jalur SNBT, SNBP, maupun Mandiri dan dibayarkan setiap semester. Namun, bagi mahasiswa yang diterima di jalur mandiri dan mendapat UKT Pendidikan Unggul, akan ada  Sumbangan Solidaritas Pendidikan Unggul (SSPU) sebesar Rp30.000.000 untuk bidang Ilmu Sains, Teknologi, dan Kesehatan yang dibayarkan sekali pada awal masuk. 

Baca juga: Mari Mengenal Fakultas Kedokteran Gigi UI

Biaya Kuliah Kedokteran UGM – Program IUP 

FK UGM juga membuka program International Undergraduate Program (IUP) untuk program studi kedokteran yang menawarkan pembelajaran berstandar internasional bagi mahasiswanya. Seleksi program IUP berbeda dengan program reguler dengan persyaratan dan materi tes yang berbeda pula. 

Biaya kuliah mahasiswa IUP UGM juga berbeda dengan mahasiswa kedokteran program reguler dan tidak menggunakan skema UKT serta SSPU. Berikut rincian biaya kuliah IUP Kedokteran UGM:

Mahasiswa berkebangsaan Indonesia (WNI)

  • Biaya pendaftaran (Application fee): Rp2.250.000
  • Biaya pendidikan (Tuition fee): Rp45.000.000 per semester

Mahasiswa berkebangsaan non-Indonesia (WNA)

  • Biaya pendaftaran (Application fee): USD $225 
  • Biaya pendidikan (Tuition fee): Rp65.000.000 per semester

Nah, itulah biaya kuliah yang perlu dikeluarkan untuk kuliah di kedokteran UGM per tahun 2023. Kamu butuh info biaya kuliah kedokteran dari kampus mana lagi, nih? Coba komen di bawah, ya!


Raih impian masuk kampus pilihanmu bersama Indonesia College. Tersedia bimbingan khusus Kedokteran. Belajar juga makin mudah dengan adanya layanan Bimbel Online.

Dapatkan informasi terkini dunia perkuliahan di blog bimbelkedokteran.id. Cek juga halaman kami lainnya di indonesiacollege.co.id dan indonesia-college.com – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.

dokter-spesialis-paru

Mengenal Dokter Spesialis Paru, Menangani Penyakit Apa Saja?

Dokter Spesialis Paru – Dokter spesialis paru atau pulmonologi adalah dokter yang ahli dan khusus menangani gangguan pada saluran pernapasan dikenal sebagai dokter spesialis paru. Gangguan pernapasan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi patogen, kebiasaan merokok, kelainan genetik, kanker, hingga pekerjaan yang dilakukan. 

Jika mengalami sesak napas atau gangguan pernapasan lainnya, berkunjung dan konsultasi ke dokter spesialis paru adalah langkah yang tepat. Tidak hanya mengetahui diagnosis dan penyakitnya, kamu juga akan mendapatkan penanganan dan perawatan yang sesuai dengan kondisi tersebut. 

Penyakit yang ditangani dokter spesialis paru

Lebih jelasnya, berikut daftar penyakit yang ditangani oleh dokter spesialis paru. Yuk, coba simak!

1. Asma

Asma merupakan penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan sesak napas akibat dari peradangan dan penyempitan saluran napas. Saat penderita asma terpapar hal yang memicu asma, otot-otot di saluran pernapasan akan menjadi kaku sehingga saluran pernapasan menyempit. 

2. Tuberkulosis

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tidak hanya paru-paru, bakteri ini juga bisa menyerang otak, sistem saraf pusat, jantung, tulang belakang, hingga kelenjar getah bening. 

3. Bronkitis

Bronkitis merupakan iritasi atau peradangan yang terjadi di bagian saluran pernapasan, yaitu bronkus. Biasanya, gejala bronkitis diawali dengan batuk dengan lendir atau dahak yang juga bisa memicu sesak napas pada penderita. 

4. Kanker Paru

Kanker paru disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang tidak normal dan tidak terkendali di paru-paru. Kanker paru utamanya disebabkan oleh kebiasaan merokok yang memicu kerusakan pada sel paru-paru. 

5. Sleep apnea

Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan sering berhenti saat tidur. Hal ini bisa menyebabkan berkurangnya asupan oksigen pada otak dan membuat kualitas tidur menjadi terganggu. 

6. PPOK

Penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK adalah gangguan pernapasan yang disebabkan oleh peradangan paru-paru dalam waktu lama. PPOK juga meliputi penyakit pernapasan seperti bronkitis kronis dan emfisema. 

7. Fibrosis Kistik

Cystic fibrosis atau fibrosis kistik adalah kelainan genetik yang menyebabkan lendir-lendir di dalam tubuh menjadi lengket dan kental yang dapat menyumbat saluran-saluran di dalam tubuh, termasuk saluran pernapasan. 

8. Pneumonia

Pneumonia merupakan kondisi inflamasi atau peradangan yang disebabkan karena infeksi pada kantung-kantung udara dalam paru-paru. Infeksi penyebab pneumonia bisa berasal dari bakteri, jamur, hingga virus seperti COVID-19. 

Baca juga: Proses Menjadi Dokter Kulit, Bisa Menangani Penyakit Apa Saja?

Cara menjadi dokter spesialis paru

Dokter spesialis paru merupakan salah satu bidang kedokteran yang menjanjikan dan masih banyak dibutuhkan di Indonesia. Jika tertarik menjadi seorang pulmonologist, kamu perlu melewati beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Menempuh studi sarjana kedokteran

Pertama-tama, kamu perlu mendaftar dan menempuh pendidikan jenjang sarjana di jurusan kedokteran selama 3,5-4 tahun. Setelah lulus, kamu akan mendapatkan gelar S.Ked.

2. Mengikuti koas atau profesi dokter

Langkah selanjutnya, kamu bisa melanjutkan pendidikan profesi dokter dengan pendidikan klinik atau koas di rumah sakit selama kurang lebih 2 tahun.

3. Mengikuti ujian kompetensi

Setelah selesai koas, kamu diwajibkan mengikuti ujian kompetensi program pendidikan dokter (UKMPPD) untuk bisa disumpah dan meraih gelar dr. di depan namamu. 

4. Mengikuti internship

Tak sampai di situ, kamu masih perlu mengikuti program intenship di rumah sakit selama kurang lebih satu tahun agar bisa mendapat Surat Tanda Registrasi (STR) agar bisa berpraktik menjadi dokter umum. 

5. Menempuh studi pendidikan dokter spesialis paru

Langkah terakhir, kamu bisa mendaftarkan diri untuk ikut program pendidikan dokter spesialis (PPDS) dan mengambil spesialisasi pulmonologi atau paru-paru selama 4-5 tahun. 

Daftar kampus pendidikan spesialis paru

Ada beberapa pilihan kampus yang bisa kamu tuju untuk mengambil program spesialis paru atau pulmonologi di Indonesia, yaitu:

  1. Universitas Indonesia
  2. Universitas Gadjah Mada
  3. Universitas Sumatera Utara
  4. Universitas Lambung Mangkurat
  5. Universitas Airlangga
  6. Universitas Sebelas Maret
  7. Universitas Lampung

Itulah informasi  mengenai dokter spesialis paru, lengkap dengan penyakit yang ditangani hingga daftar kampus untuk bisa menjadi dokter spesialis paru. Apakah kamu tertarik mengambil spesialisasi di bidang ini?


Raih impian masuk kampus pilihanmu bersama Indonesia College. Tersedia bimbingan khusus Kedokteran. Belajar juga makin mudah dengan adanya layanan Bimbel Online.

Dapatkan informasi terkini dunia perkuliahan di blog bimbelkedokteran.id. Cek juga halaman kami lainnya di indonesiacollege.co.id dan indonesia-college.com – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.

Fakultas Kedokteran ITS

3 Pilihan Jurusan di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS

Kedokteran ITS – Meskipun dulunya dikenal sebagai sebagai salah satu kampus teknik terkemuka di Indonesia, kini Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga turut membuka program studi bidang kesehatan. Saat ini, sudah ada 3 program studi yang dibuka di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS dengan keunggulan di bidang teknologi medis. 

Dengan keunggulan tersebut, prodi yang ada di FKK ITS tentu memiliki nilai plus tersendiri dibandingkan dengan kampus lainnya. Buat kamu yang melirik jurusan di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS, jangan lewatkan informasi mengenai jurusannya di bawah ini, ya!

Sejarah Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS

jurusan kedokteran ITS
Fakultas kedokteran ITS

Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH), ITS ikut serta untuk memenuhi kebutuhan dokter di Indonesia dengan mencetuskan pendirian Fakultas Kedokteran dan Kesehatan. Pendirian ini terinspirasi dari perguruan tinggi ternama seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang bekerja sama dengan Harvard Medical School hingga Nanyang Technological University (NTU) yang berkontribusi di bidang ilmu kedokteran dan teknologi kesehatan. 

Selain itu, kiprah dan capaian ITS di bidang teknologi kedokteran juga sudah banyak tidak bisa diremehkan. Robot Raisa, Sistem Monitoring Pasien,  i-nose, dan masih banyak lagi inovasi yang dikembangkan oleh ITS dan lembaga pemerintah menjadi bukti kontribusi ITS dalam dunia kedokteran. 

Daftar Jurusan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS

1. Teknologi Kedokteran

Program studi teknologi kedokteran mengawali perjalanan FKK ITS sebagai program studi pertama di fakultas ini. Prodi teknologi kedokteran disahkan pada 9 Juni 2022 sebagai prodi multidisiplin yang saat itu tergabung di Fakultas Teknologi Elektro dan Informasi Cerdas. Prodi ini menawarkan kombinasi antara bidang ilmu kedokteran, ilmu rekayasa, ilmu alam, dan ilmu desain secara bersamaan. 

Dengan adanya prodi teknologi kedokteran, diharapkan ITS bisa mendukung kebutuhan alat atau teknologi kesehatan di Indonesia. Berbagai peluang kerja menarik juga menanti para lulusan Teknologi Kedokteran mulai dari insinyur, peneliti, desainer, inovator, entrepreneur, hingga konsultan di bidang teknologi kedokteran. 

Biaya kuliah prodi Teknologi Kedokteran

  • SNBP dan SNBT: Rp500.000 – Rp7.500.000
  • Mandiri Prestasi: Rp7.500.000 – Rp12.500.000
  • Mandiri Umum: 
    • SPP: Rp7.500.000 – Rp12.500.000 (dibayarkan setiap semester)  
    • SPI:  Rp25.000.000 (dibayarkan sekali di awal)
    • SPA: Rp5.000.000 (dibayarkan setiap semester mulai semester 2-6)
  • Mandiri Kemitraan:
    • SPP: Rp7.500.000 – Rp12.500.000 (dibayarkan setiap semester)  
    • SPI:  sesuai perjanjian dengan mitra (dibayarkan sekali di awal)
    • SPA: Rp7.500.000 (dibayarkan setiap semester mulai semester 2-6)

2. Kedokteran

Program studi sarjana Kedokteran ITS baru saja dibuka untuk semester baru tahun 2023. Seleksi perdana ini dilaksanakan dengan skema seleksi mandiri dengan daya tampung sebanyak 50 mahasiswa baru. Meskipun baru saja launching, nyatanya peminat kedokteran ITS mencapai 2.998 pendaftar, loh!

Baca juga: Simak Ragam Jalur Seleksi Masuk UB di Sini!

Prodi baru ini bekerja sama dan mendapat dukungan pembinaan dari Fakultas Kedokteran Unair di tahap awal. Meskipun baru didirikan, ITS juga sudah menyiapkan segala sarana dan prasarana pendukung perkuliahan dengan optimal. Prodi Kedokteran ITS juga sudah menggandeng RSUD dr. Wahidin Sudirohusodo, Kota Mojokerto sebagai RS pendidikan bagi mahasiswanya. Apakah kamu berminat menjadi mahasiswa perintis di kedokteran ITS?

Biaya kuliah prodi Kedokteran ITS

  • SNBP dan SNBT: belum dibuka
  • Mandiri Umum Kedokteran: 
    • SPP: Rp20.000.000 (dibayarkan setiap semester)  
    • SPI:  Rp150.000.000(dibayarkan sekali di awal)
    • SPA: khusus tahun 2023, tidak dikenakan SPA

3. Pendidikan Profesi Dokter

Sepaket dengan pendirian prodi sarjana kedokteran, FKK ITS juga akan membuka program pendidikan profesi dokter. Progam ini merupakan pendidikan lanjutan bagi mahasiswa yang telah lulus sarjana kedokteran dan memperoleh gelar S.Ked. Namun, untuk saat ini masih belum ada penerimaan resmi untuk pendidikan profesi dokter di ITS. Nantikan info selanjutnya, ya!

Itulah informasi terkini mengenai 3 program studi Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS yang baru saja diresmikan di tahun 2023. Bagi kamu yang berminat, jangan lupa untuk persiapkan diri sebaik-baiknya mengingat peminatnya yang akan terus meningkat di masa depan. Semangat, para pejuang kedokteran!


Raih impian masuk kampus pilihanmu bersama Indonesia College. Tersedia bimbingan khusus Kedokteran. Belajar juga makin mudah dengan adanya layanan Bimbel Online.

Dapatkan informasi terkini dunia perkuliahan di blog bimbelkedokteran.id. Cek juga halaman kami lainnya di indonesiacollege.co.id dan indonesia-college.com – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.

alat mahasiswa kedokteran

Ini 5 Alat yang Wajib Dimiliki Mahasiswa Kedokteran

Alat mahasiswa kedokteran – Saat berkuliah di jurusan kedokteran, kamu gak cuma akan banyak belajar teori di kelas. Seringkali, kamu juga akan mengikuti praktikum hingga bertemu pasien secara langsung di rumah sakit saat koas atau internship. Oleh karena itu, biasanya mahasiswa kedokteran akan diminta untuk mempersiapkan alat penunjang yang akan digunakan di lapangan nantinya. 

Mahasiswa kedokteran umumnya diharuskan untuk memiliki alat kedokteran pribadi agar bisa berlatih secara mandiri dan terbiasa dalam menggunakannya. Alat-alat tersebut juga tersedia dalam berbagai jenis, fitur, hingga merek sesuai dengan kebutuhan masing-masing. 

Nah, berikut adalah beberapa alat kedokteran yang wajib dimiliki oleh para mahasiswa kedokteran saat akan bertugas di lapangan. Ada apa saja, ya?

1. Stetoskop

Stetoskop adalah salah satu alat bantu pemeriksaan yang paling umum dijumpai dan digunakan oleh dokter. Stetoskop tidak hanya berfungsi untuk mendengarkan detak jantung saja tapi juga berbagai suara lainnya dari dalam tubuh. Suara-suara inilah yang nantinya dapat membantu seorang dokter untuk mendiagnosis pasien. 

Selain di dada (untuk memeriksa jantung dan paru-paru), biasanya stetoskop digunakan untuk memeriksa dan mendengar suara di area perut atau abdomen. Stetoskop juga tersedia dalam berbagai jenis, seperti stetoskop untuk anak, untuk ibu hamil, hingga stetoskop khusus untuk jantung. 

2. Termometer

Alat selanjutnya digunakan oleh mahasiswa kedokteran untuk mengukur suhu tubuh pasien. Ada beberapa jenis termometer yang bisa dipilih, seperti termometer digital, termometer ear, atau termometer digital infrared. 

Masing-masing jenis bisa dipilih sesuai kebutuhan, misalnya termometer ear yang digunakan untuk mengukur suhu dari liang telinga atau termometer infrared yang dapat mengukur suhu tanpa bersentuhan dengan kulit pasien. 

3. Penlight

Bukan sembarang pulpen, penlight adalah senter yang berukuran mini serupa dan seukuran pulpen yang mempermudah untuk dibawa dan dikantongi ke mana-mana. Penlight biasanya digunakan untuk menerangi mata, telinga, mulut, dan area tubuh lain saat diperiksa. 

Penlight kebanyakan menggunakan bohlam LED yang awet dan tahan lama, sehingga tidak perlu sering diganti. Penlight juga biasanya dijual dengan berbagai model yang menawarkan tingkat kecerahan berbeda atau fitur tambahan lainnya. 

4. Tensimeter

Tensimeter, atau disebut juga sphygmomanometer, merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Saat ini, ada 2 macam tensimeter yang beredar di pasaran yaitu tensimeter digital dan analog. 

Tensimeter digital lebih mudah digunakan karena hanya perlu menekan tombol saat manset sudah terpasang di lengan pasien, kemudian hasil pengukuran akan muncul pada layar saat proses selesai. Nilai tekanan darah terdiri dari 2 tekanan yaitu sistole dan diastole dengan penulisan seperti 120/80 mmHg. 

5. Oksimeter

Oksimeter juga menjadi salah satu alat yang wajib dimiliki oleh mahasiswa kedokteran. Oksimeter digunakan untuk mengukur kadar oksigen darah atau saturasi oksigen pada pasien dengan meletakkannya pada jari, daun telinga, atau kaki. Oksimeter juga dapat menampilkan nilai denyut jantung bersamaan dengan hasil pembacaan saturasi. 

Alat ini biasanya digunakan untuk mengetahui laju pernapasan pada pasien asma atau gangguan pernapasan lainnya seperti COVID-19. Seseorang dianggap memiliki saturasi oksigen normal dengan nilai di atas 95%, sementara nilai kurang dari 92% dianggap sebagai hipoksemia atau kekurangan kadar oksigen dalam darah. 

Selain 5 alat di atas, masih ada beberapa alat lainnya yang juga biasanya dimiliki oleh mahasiswa kedokteran seperti palu refleks, tourniquet, otoskop, dan lainnya. Jika kamu tertarik menjadi mahasiswa kedokteran, jangan lupa persiapkan alat-alat tersebut, ya!


Raih impian masuk kampus pilihanmu bersama Indonesia College. Tersedia bimbingan khusus Kedokteran. Belajar juga makin mudah dengan adanya layanan Bimbel Online.

Dapatkan informasi terkini dunia perkuliahan di blog bimbelkedokteran.id. Cek juga halaman kami lainnya di indonesiacollege.co.id dan indonesia-college.com – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.

perbedaan koas dan residen

Ini 7 Perbedaan Koas dan Residen di Pendidikan Kedokteran

Perbedaan koas dan residen – Sebelum akhirnya bisa sah menjadi seorang dokter, mahasiswa kedokteran harus melewati beberapa tahap pendidikan. Pertama, mahasiswa harus menempuh studi sarjana pendidikan dokter selama 3,5-4 tahun yang juga dikenal dengan pendidikan pra klinis. Setelah lulus, mahasiswa akan mendapat gelar S.Ked. yang bisa melanjutkan ke profesi dokter atau pendidikan klinis. 

Mahasiswa kedokteran yang mengambil program profesi akan ditugaskan di rumah sakit dan menangani pasien secara langsung sebagai koas (co-assistant). Selain ada mahasiswa koas, di rumah sakit biasanya juga sering dijumpai  residen yang juga sedang menempuh pendidikan. Lalu, apa bedanya koas dengan residen? 

Agar tidak salah kaprah, berikut beberapa hal yang membedakan antara koas dan residen. Yuk, coba cermati dengan baik

Perbedaan antara koas dan residen

1. Jenjang pendidikan

Koas: Mahasiswa pendidikan profesi dokter yang baru lulus dari S1 kedokteran dan sedang menjalani tahap pendidikan klinis di rumah sakit. Mahasiswa koas juga dikenal sebagai dokter muda karena belum mendapatkan gelar dr.

Residen: Dokter umum yang sudah lulus profesi kedokteran dan mendapat gelar dr. yang sedang menjalani program pendidikan dokter spesialis (PPDS). 

2. Lama pendidikan

Koas: 1,5-2 tahun dengan rotasi ke beberapa departemen atau stase selama masing-masing 2-8 minggu. 

Residen: 2-5 tahun dengan praktik utama di departemen sesuai dengan spesialisasi yang diambil

Baca juga: 18 Stase Koas Kedokteran, Wajib Dilewati untuk Jadi Dokter!

3. Pembimbing atau supervisor

Koas: dibimbing dan diawasi oleh dokter konsulen/spesialis dengan bantuan dokter residen

Residen: dibimbing dan diawasi oleh dokter konsulen/spesialis

4. Tanggung jawab dan beban kerja

Koas: hanya melakukan kegiatan atau tindakan sesuai arahan dari dokter konsulen atau supervisor yang bertugas dan tidak bertanggung jawab secara perdata jika terjadi kesalahan tindakan

Residen: melakukan kegiatan klinis rutin mulai dari memeriksa dan visite pasien, mendiagnosis dan melakukan tindakan yang berkaitan dengan diagnosis, melakukan penelitian dan case report, hingga mengkonsultasikan kegiatan dengan dokter senior

5. Ujian

Koas: mengikuti ujian kompetensi program profesi dokter (UKMPPD) yang diselenggarakan 4 kali dalam setahun oleh Kemendikbud pada bulan  Februari, Mei, Agustus, dan November. Materi ujian terdiri dari ujian CBT dan ujian OSCE.

Residen: mengikuti ujian kompetensi nasional yang diselenggarakan oleh masing-masing kolegium dokter spesialis mengikuti ketentuan masing-masing kolegium. Materi ujian terdiri dari ujian tulis secara daring dan ujian OSCE. 

6. Tahapan pendidikan selanjutnya

Koas: mengikuti internship untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) untuk bisa praktik sebagai dokter umum. Setelah itu, bisa melanjutkan pendidikan menjadi dokter spesialis atau mengambil studi magister (S2). 

Residen: bisa mengikuti pendidikan lanjutan pada program sub spesialis atau mengambil studi magister (S2). 

7. Gelar yang diperoleh

Koas: gelar dr. yang ditulis di depan nama. Contoh, dr. Budi

Residen: gelar Sp. diikuti dengan singkatan spesialisasi sesuai program yang diikuti. Contoh, dr. Budi, Sp.A. (dokter spesialis anak).

Nah, itulah beberapa hal yang membedakan mahasiswa koas dan dokter residen. Setelah menyimak perbedaan tadi, semoga kamu tidak salah membedakan keduanya lagi, ya.


Raih impian masuk kampus pilihanmu bersama Indonesia College. Tersedia bimbingan khusus Kedokteran. Belajar juga makin mudah dengan adanya layanan Bimbel Online.

Dapatkan informasi terkini dunia perkuliahan di blog bimbelkedokteran.id. Cek juga halaman kami lainnya di indonesiacollege.co.id dan indonesia-college.com – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.

fakultas kedokteran unesa

Kenalan dengan Fakultas Kedokteran UNESA – Kelebihan, Biaya, dan Pendaftarannya

Kedokteran UNESA – Di tahun 2023, ada beberapa perguruan tinggi yang membuka jurusan kedokteran baru, salah satunya Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Meskipun dikenal sebagai PTN yang fokus di jurusan ilmu pendidikan, UNESA ikut andil membuka fakultas kedokteran untuk memenuhi kebutuhan dokter di Indonesia yang masih belum ideal hingga saat ini.

Jika kamu tertarik menjalani pendidikan dokter, kini kamu juga bisa menjadikan UNESA sebagai salah satu pilihan kuliah di wilayah timur Pulau Jawa. Fakultas Kedokteran UNESA sendiri berlokasi di Jl. Lidah Wetan, Kec. Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur. 

Sebelum mendaftar, mari kenalan lebih dekat dengan FK UNESA lewat informasi berikut ini!

Kelebihan Fakultas Kedokteran UNESA

Meskipun baru berdiri, UNESA yang sebelumnya unggul di bidang sport science-nya juga merancang kompetensi yang spesifik untuk para calon dokternya. Mahasiswa FK UNESA akan mendapatkan materi dan kompetensi khusus di bidang kedokteran olahraga baik sebagai praktisi maupun peneliti. 

Di bidang kedokteran olahraga, para dokter lulusan UNESA akan memiliki kemampuan dasar secara profesional untuk menangani masalah medis terkait dengan pelatihan bagi atlet atau komunitas olahraga. Selain itu, para mahasiswa juga akan belajar mengenai perawatan cedera yang berkaitan dengan olahraga, rehabilitasi, pencegahan cedera, nutrisi atlet, hingga pelatihan bagi atlet. 

FK UNESA bisa dikatakan menjadi perintis untuk pendidikan yang unggul di bidang kedokteran olahraga di Indonesia. Untuk kamu yang memang berminat dengan dunia olahraga, tunggu apalagi. Sudah siap untuk bergabung menjadi mahasiswa kedokteran UNESA?

Baca juga: Yuk, Mengenal Fakultas Kedokteran Undip di Sini

Biaya kuliah kedokteran UNESA

UNESA menerapkan biaya pendidikan berupa Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran di jalur mandiri dengan ketentuan sebagai berikut:

Uang Kuliah Tunggal (UKT)

  • UKT ditetapkan setelah peserta dinyatakan lulus dan melakukan registrasi
  • Besaran UKT didasarkan pada isian registrasi tentang kondisi ekonomi orangtua
  • UKT minimal kelompok 5 (K5) (karena masuk dalam jalur SPMB Mandiri)
  • Dibayarkan setiap awal semester
  • Daftar UKT
    • K5: Rp18.000.000
    • K6: Rp21.500.000
    • K7: Rp25.000.000
    • K8: Rp30.000.000

Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI)

  • Dipilih oleh pendaftar ketika mengisi formulir pendaftaran
  • Dibayarkan penuh (100%) di semester 1 atau dibayar 2 kali dengan pola semester 1 (50%) dan Semester 2 (50%)
  • Daftar SPI
    • SPI 1: Rp250.000.000
    • SPI 2: Rp300.000.000
    • SPI 3: Rp350.000.000
    • SPI 4: Rp400.000.000

Baca juga: Daftar 7 Fakultas Kedokteran Tertua di Indonesia

Pendaftaran kedokteran UNESA

Persyaratan

  • Tidak buta warna parsial atau total
  • Lulusan SMA/MA tiga tahun terakhir (2021, 2022, dan 2023)
  • Lulusan SMA/MA Jurusan IPA (untuk lulusan 2023 yang sudah menerapkan kurikulum merdeka, harus sudah mengambil mata pelajaran Biologi dan Kimia)
  • Bagi lulusan sekolah luar negeri wajib memiliki surat penyetaraan ijazah dari KemdikbudRistek

Materi seleksi

  • Tes Psikologi
  • Tes tulis berbasis komputer (Tes Skolastik, Bahasa Inggris, Literasi, dan Penalaran Matematika)
  • Tes Kesehatan (Pemeriksaan fisik, visus, buta warna, telinga, rontgen dada, dan narkoba 3 parameter)

Biaya seleksi

Untuk bisa mendaftar seleksi jalur mandiri FK UNESA, kamu perlu membayar biaya pendaftaran sebesar Rp750.000. Jika berhasil lulus pada tahap 1, pendaftar juga akan dikenakan biaya tes kesehatan sebesar Rp350.000. 

Setelah mengintip berbagai informasi terkait Fakultas Kedokteran UNESA di atas, apakah kamu akan menjatuhkan pilihan ke kampus satu ini?


Ikuti bimbingan intensif khusus Kedokteran dari Indonesia College. Kamu bisa memilih program bimbel Kedokteran Terpadu 1 tahunUTBK KedokteranKKI UI Kedokteran, atau IUP Medicine UGM.

Cek informasi terbaru tentang perkuliahan Kedokteran di blog bimbelkedokteran.id. Kunjungi juga laman kami lainnya di indonesia-college.com dan indonesiacollege.co.id – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.

teknik biomedis belajar apa

Masih Asing, Kuliah Jurusan Teknik Biomedis Belajar Apa?

Teknik Biomedis Belajar Apa – Masih terdengar asing di telinga orang awam, ternyata teknik biomedis menjadi ilmu yang sudah lama ada dan terus dikembangkan, lho! Kalau dilihat dari namanya, biomedis ini sudah pasti berhubungan dengan ilmu kedokteran. Dan benar saja, aspek ini masih dalam ruang lingkup kesehatan.

Lalu apakah teknik biomedis ini? Apakah mereka adalah bagian dari para tenaga kesehatan? Nah mari kita mengenal lebih dalam mengenai teknik biomedis ini.

Apa Itu Teknik Biomedis dan Nantinya Belajar Apa?

Sebenarnya kamu pasti tahu teknik biomedis itu. Hanya saja tidak familiar dan mungkin belum pernah melihatnya secara langsung. Nah kalau kamu memasuki rumah sakit, pasti akan melihat banyak sekali alat-alat bantu kesehatan seperti MRI, Alat pengukur detak jantung, CT-Scan dan banyak lagi lainnya.

Itu semua adalah hasil dari teknik biomedis. Ilmu ini sendiri memadukan antara teknologi dan medis. Jadi kalau kamu menyukai dunia kesehatan dan juga ingin memperdalam bidang teknologi, kamu bisa memilih jurusan ini.

Saat kamu kuliah jurusan teknik biomedis, kamu akan belajar membuat alat kesehatan yang akan sangat berguna karena bisa mempermudah proses diagnosis, rehabilitasi, pengobatan dan juga penyembuhan pasien. Lulusannya diharuskan untuk bisa memasang, menggunakan, merawat dan juga memperbaiki alat-alat medis nantinya. Nantinya kamu akan mempelajari:

  • Kelistrikan
  • Ilmu Biologi
  • Kedokteran
  • Ilmu Kimia
  • Ilmu Komputer
  • Ilmu Elektro
  • Fisika Medis
  • Sensor Biomedis
  • Biomekanika
  • K3LL (Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkung)
  • Jaringan dan Multimedia
  • Kalkulus
  • Pemrograman
  • Instrumen Biomedis, dll

Prospek Kerja Lulusan Teknik Biomedis

Prospek kerja lulusan jurusan ini tergolong sangat tinggi. Karena sekarang ini lulusannya masih belum banyak dan masih sangat dibutuhkan untuk menunjang perkembangan teknologi medis di Indonesia. Keunggulannya juga saat ini teknologi semakin berkembang, sehingga dengan latar belakang pendidikan teknologi ini bisa menunjang karir di masa depan kamu. Beberapa prospek kerja lulusan teknik biomedis antara lain:

1.    Laboratorium Kesehatan

Laboratorium menjadi tempat meneliti sekaligus menginovasi pengobatan baru yang pastinya membutuhkan banyak alat-alat. Contohnya adalah mikroskop, autoclaft, inkubator dan banyak lagi lainnya.

2.    Perusahaan Farmasi

Prospek karir selanjutnya adalah di perusahaan farmasi yang mana mereka akan banyak memproduksi obat-obatan dengan alat-alat yang canggih. Nantinya kamu bisa berkontribusi di bagian quality control, operasional ataupun maintance alat-alat yang akan digunakan.

3.    Rumah Sakit

Rumah sakit jadi tempat utama yang paling banyak membutuhkan lulusan teknik biomedis, karena menggunakan alat-alat medis sekarang banyak dimaksimalkan dengan perpaduan teknologi. Mereka juga pastinya membutuhkan ahlinya untuk mengoperasikan maupun saat memilih untuk membeli alat medis yang baru.

4.    Lembaga Penelitian

Lalu di lembaga penelitian, dimana nanti posisi teknik biomedis akan meneliti alat-alat medis yang akan diedarkan guna membantu memaksimalkan pelayanan kesehatan.

5.    Instansi Pemerintah

Instansi pemerintah juga membutuhkan sumber daya manusia di bidang kesehatan, salah satunya adalah lulusan teknik biomedis. Ini bisa untuk lembaga kedinasan, kementerian kesehatan atau juga kementerian perindustrian kesehatan.

6.    Instansi Pendidikan

Lembaga pendidikan di Indonesia juga masih kekurangan tenaga pendidik ahli di bidang teknik biomedis. Maka dari itu kamu bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi dosen di perguruan tinggi dengan mengajarkan studi yang sesuai.

7.    Wirausaha

Opsi ini menjadi bonus yang kalau kamu tertarik dan menguasainya, kamu bisa menjadi pemasok alat-alat medis bahkan bisa menciptakan alat medis baru. Demikian penjelasan mengenai teknik biomedis belajar apa saja. Apakah kamu berminat untuk melanjutkan pendidikan dan berkarir di teknik biomedis?

Lalu apakah teknik biomedis ini? Apakah mereka adalah bagian dari para tenaga kesehatan? Nah mari kita mengenal lebih dalam mengenai teknik biomedis ini.

Apa Itu Teknik Biomedis dan Nantinya Belajar Apa?

Sebenarnya kamu pasti tahu teknik biomedis itu. Hanya saja tidak familiar dan mungkin belum pernah melihatnya secara langsung. Nah kalau kamu memasuki rumah sakit, pasti akan melihat banyak sekali alat-alat bantu kesehatan seperti MRI, Alat pengukur detak jantung, CT-Scan dan banyak lagi lainnya.

Itu semua adalah hasil dari teknik biomedis. Ilmu ini sendiri memadukan antara teknologi dan medis. Jadi kalau kamu menyukai dunia kesehatan dan juga ingin memperdalam bidang teknologi, kamu bisa memilih jurusan ini.

Baca juga: Dokter THT Bisa Menangani Masalah Apa Saja?

Saat kamu kuliah jurusan teknik biomedis, kamu akan belajar membuat alat kesehatan yang akan sangat berguna karena bisa mempermudah proses diagnosis, rehabilitasi, pengobatan dan juga penyembuhan pasien. Lulusannya diharuskan untuk bisa memasang, menggunakan, merawat dan juga memperbaiki alat-alat medis nantinya. Nantinya kamu akan mempelajari:

  • Kelistrikan
  • Ilmu Biologi
  • Kedokteran
  • Ilmu Kimia
  • Ilmu Komputer
  • Ilmu Elektro
  • Fisika Medis
  • Sensor Biomedis
  • Biomekanika
  • K3LL (Keselamatan Kerja dan Lindung Lingkung)
  • Jaringan dan Multimedia
  • Kalkulus
  • Pemrograman
  • Instrumen Biomedis, dll

Prospek Kerja Lulusan Teknik Biomedis

Prospek kerja lulusan jurusan ini tergolong sangat tinggi. Karena sekarang ini lulusannya masih belum banyak dan masih sangat dibutuhkan untuk menunjang perkembangan teknologi medis di Indonesia. Keunggulannya juga saat ini teknologi semakin berkembang, sehingga dengan latar belakang pendidikan teknologi ini bisa menunjang karir di masa depan kamu. Beberapa prospek kerja lulusan teknik biomedis antara lain:

1.    Laboratorium Kesehatan

Laboratorium menjadi tempat meneliti sekaligus menginovasi pengobatan baru yang pastinya membutuhkan banyak alat-alat. Contohnya adalah mikroskop, autoclaft, inkubator dan banyak lagi lainnya.

2.    Perusahaan Farmasi

Prospek karir selanjutnya adalah di perusahaan farmasi yang mana mereka akan banyak memproduksi obat-obatan dengan alat-alat yang canggih. Nantinya kamu bisa berkontribusi di bagian quality control, operasional ataupun maintance alat-alat yang akan digunakan.

3.    Rumah Sakit

Rumah sakit jadi tempat utama yang paling banyak membutuhkan lulusan teknik biomedis, karena menggunakan alat-alat medis sekarang banyak dimaksimalkan dengan perpaduan teknologi. Mereka juga pastinya membutuhkan ahlinya untuk mengoperasikan maupun saat memilih untuk membeli alat medis yang baru.

4.    Lembaga Penelitian

Lalu di lembaga penelitian, dimana nanti posisi teknik biomedis akan meneliti alat-alat medis yang akan diedarkan guna membantu memaksimalkan pelayanan kesehatan.

5.    Instansi Pemerintah

Instansi pemerintah juga membutuhkan sumber daya manusia di bidang kesehatan, salah satunya adalah lulusan teknik biomedis. Ini bisa untuk lembaga kedinasan, kementerian kesehatan atau juga kementerian perindustrian kesehatan.

6.    Instansi Pendidikan

Lembaga pendidikan di Indonesia juga masih kekurangan tenaga pendidik ahli di bidang teknik biomedis. Maka dari itu kamu bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menjadi dosen di perguruan tinggi dengan mengajarkan studi yang sesuai.

7.    Wirausaha

Opsi ini menjadi bonus yang kalau kamu tertarik dan menguasainya, kamu bisa menjadi pemasok alat-alat medis bahkan bisa menciptakan alat medis baru. Demikian penjelasan mengenai teknik biomedis belajar apa saja. Apakah kamu berminat untuk melanjutkan pendidikan dan berkarir di teknik biomedis?


Raih impian masuk kampus pilihanmu bersama Indonesia College. Tersedia bimbingan khusus Kedokteran. Belajar juga makin mudah dengan adanya layanan Bimbel Online.

Dapatkan informasi terkini dunia perkuliahan di blog bimbelkedokteran.id. Cek juga halaman kami lainnya di indonesiacollege.co.id dan indonesia-college.com – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.

stase koas kedokteran

18 Stase Koas Kedokteran, Wajib Dilewati untuk Jadi Dokter!

Stase koas kedokteran – Sudah bukan rahasia bahwa butuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa menjadi seorang dokter. Setelah lulus sarjana atau pendidikan pra klinik selama 3,5 tahun dan mendapat gelar S.Ked., calon dokter harus melewati masa pendidikan klinik dengan koas selama 1,5-2 tahun. Setelah itu, calon dokter barulah bisa ikut ujian kompetensi (UKMPPD) dan bisa dilantik menjadi seorang dokter setelah lulus.

Dengan tanggung jawab yang besar pada nyawa manusia, banyak tahapan belajar yang harus dilewati seorang dokter dengan bidang ilmu kedokteran yang sangat luas pula. Seluruh bidang ilmu kedokteran ini akan dipelajari calon dokter secara langsung selama masa koas di rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya. 

Apa itu koas?

Bagi yang belum tahu, koas atau co-assistant merupakan program profesi yang harus diikuti oleh mahasiswa yang telah lulus sarjana kedokteran untuk mendapatkan gelar dokter (dr.). Program koas juga dikenal dengan masa klinik dimana mahasiswa akan belajar dan melaksanakan praktik langsung di rumah sakit. 

Pada masa koas, mahasiswa akan dibimbing oleh dokter senior, baik dokter spesialis (konsulen) atau dokter yang sedang menjalani residensi. Para calon dokter juga akan mengikuti koas di berbagai bidang ilmu kedokteran atau yang dikenal juga sebagai stase kedokteran. Stase kedokteran umumnya dibagi menjadi stase mayor/besar dan stase minor/kecil dengan waktu dan cakupan ilmu spesialisasi yang berbeda-beda. 

Pembagian stase pada masa koas juga dapat berbeda-beda di setiap perguruan tinggi. Sebagai contoh, ada stase sedang yang juga wajib diikuti oleh para koas di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS). Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah rincian stase koas yang berlaku di UNS sebagai gambaran untukmu.

Stase mayor/besar

Kelompok ini dikatakan sebagai stase besar karena butuh waktu paling lama yaitu sekitar 6-8 minggu per stase sebelum berlanjut ke stase selanjutnya. 

1. Ilmu Penyakit Dalam

Stase ini dikenal sebagai salah satu bagian yang tidak pernah sepi oleh pasien, loh! Pada stase ini, calon dokter akan belajar bersama dokter spesialis penyakit dalam yang juga berasal dari berbagai bidang seperti dokter spesialis jantung (Sp.JP.), spesialis paru (Sp.P.) dan spesialis penyakit dalam (Sp.Pd.). 

2. Bedah

Saat ada di stase bedah, mungkin kamu energimu akan lebih banyak terkuras karena harus mengikuti banyak tindakan dan operasi yang memakan waktu dan tenaga di ruang operasi. Di stase bedah, kamu tidak hanya bertemu dokter spesialis bedah (Sp.B.), ada juga dokter sub-spesialis lainnya seperti spesialis bedah anak (Sp.BA.), spesialis bedah urologi (Sp.U.), hingga spesialis bedah plastik (Sp.BP.). 

Baca juga: Mengenal Kedokteran Bedah: Kondisi Apa Saja yang Bisa Ditangani?

3. Kesehatan Anak

Berada di stase kesehatan anak akan memberikan kamu pengalaman yang berbeda karena harus belajar berhadapan dengan pasien anak. Tidak seperti orang dewasa, menangani pasien anak butuh taktik khusus yang bisa kalian pelajari langsung dari ahlinya, yaitu dokter spesialis kesehatan anak atau pediatri (Sp.A.). 

4. Kebidanan dan Penyakit Kandungan (Obgyn)

Bersama dengan dokter spesialis obgyn (Sp.OG.), para koas akan menangani ibu hamil dan melahirkan yang juga tidak pernah sepi jadwalnya. Tidak hanya itu, di stase obgyn kamu juga akan belajar dan menangani berbagai masalah kesehatan atau penyakit kandungan yang dialami kaum hawa. 

5. Ilmu Kesehatan Masyarakat

Jika stase sebelumnya banyak dilakukan di rumah sakit, untuk stase satu ini kamu akan berhadapan langsung dengan masyarakat di puskesmas setempat. Selain mendiagnosa dan menangani keluhan masyarakat, kamu juga akan ikut memberikan penyuluhan atau program promosi kesehatan lainnya. Di stase ini, kemampuanmu untuk bersosialisasi dan mengabdi langsung ke masyarakat akan terlatih, nih!

Stase sedang

Untuk stase sedang, mahasiswa koas akan ikut selama 3-4 minggu di setiap stase berikut

1. Penyakit Kulit dan Kelamin

Pada stase ini, kamu akan belajar mencermati kondisi kelainan dan penyakit kulit bersama dengan dokter spesialis kulit (Sp.KK atau SpDV). Mendiagnosis penyakit kulit juga tak semudah yang dibayangkan karena terkadang sulit untuk dibedakan. Meski begitu, stase ini dikenal lebih santai. 

2. Psikiatri atau Kedokteran Jiwa

Kalau sebelumnya kamu banyak menangani penyakit fisik, di stase ini kamu akan banyak belajar mengenai berbagai gangguan mental dari aspek kedokteran di rumah sakit jiwa. Bagi beberapa orang, mungkin stase ini terbilang sulit dan melelahkan, tapi dijamin akan banyak pengalaman seru dan unik yang akan kalian temukan di sini!

3. Penyakit Mata

Di stase mata, kamu akan belajar ilmu kedokteran yang terbilang spesifik dan hanya fokus pada satu organ saja. Terlihat mudah? Tentunya banyak hal tricky dan pengalaman yang bisa kamu dapatkan langsung dari dokter spesialis mata (Sp.M) di stase satu ini. 

4. Penyakit Saraf

Stase saraf juga dikenal sebagai salah satu stase terberat bagi para koas. Bukan hanya karena ilmunya yang memang sulit dan butuh pemahaman lebih, di stase saraf kamu juga biasanya akan mendapat jadwal jaga malam. Bersama dengan dokter spesialis saraf (Sp.S), kamu akan banyak menangani pasien dengan penurunan kesadaran hingga stroke. 

5. Penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT)

Selain stase bedah, kamu juga akan banyak masuk ke ruang operasi saat ada di stase THT. Di stase ini, kamu akan belajar dan menangani langsung berbagai kondisi medis terkait telinga, hidung, tenggorokan, hingga bedah kepala dan leher bersama dengan dokter spesialis THT (Sp.THT-KL). 

Baca juga: Jenis Dokter Spesialis dan Supspesialis yang Ada di Indonesia

Stase minor/kecil

Selain stase besar dan sedang, calon dokter masih harus melanjutkan petualangan di beberapa stase minor atau kecil selama sekitar 2 minggu untuk tiap stase. Ada beberapa bagian yang akan dikunjungi oleh para koas yang mencakup:

  1. Radiologi
  2. Farmasi Kedokteran
  3. Anestesi
  4. Penyakit Gigi dan Mulut
  5. Kedokteran Kehakiman
  6. Penyakit Paru
  7. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
  8. Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler

Ternyata, perjalanan untuk menjadi seorang dokter tidak hanya lama. Ada banyak tahap, bidang, dan kompetensi yang wajib dipelajari. Untuk kamu yang bercita-cita menjadi dokter, semoga perjalananmu dimudahkan hingga akhirnya bisa menyandang gelar dr. di depan nama kamu, ya!


Raih impian masuk kampus pilihanmu bersama Indonesia College. Tersedia bimbingan khusus Kedokteran. Belajar juga makin mudah dengan adanya layanan Bimbel Online.

Dapatkan informasi terkini dunia perkuliahan di blog bimbelkedokteran.id. Cek juga halaman kami lainnya di indonesiacollege.co.id dan indonesia-college.com – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.

jurusna kedokteran hewan UGM

Mengenal Jurusan Kedokteran Hewan UGM dan Keunggulannya

Jurusan Kedokteran Hewan UGM – Fakultas kedokteran hewan UGM ternyata memiliki sejarah yang sudah cukup panjang. Lembaga pendidikan ini tadinya sudah berdiri sejak masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, lho!

Pada tahun 1910 didirikan Indische Veertsen School di Bogor yang menjadi cikal bakal pendidikan kedokteran hewan di Indonesia. Sampai akhirnya mahasiswanya (tidak hanya dari Bogor) banyak berpartisipasi melakukan perjuangan melawan Belanda dan menjadikan perkuliahan terganggu karena dikuasai Belanda.

Akhirnya pada 19 Desember 1949, pemerintah RI mendirikan Universiteit Negeri Gadjah Mada dan terdapat Fakultet Kedokteran Hewan. Dan pada 1955 diubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (FKHP).

Keunggulan Jurusan Kedokteran Hewan dan Peternakan UGM

Jurusan ini menjadi salah satu jurusan yang sepi peminat di UGM. Walaupun seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa FKHP ini sudah didirikan sejak lama. Meski begitu mereka tetap memberikan pembelajaran dan pelatihan yang terbaik.

Lulusan dari FKHP UGM ini memiliki jaminan unggul, karena mereka memiliki kemampuan pemeriksaan fisik dan laboratorium pada hewan, penanganan untuk penyakit hewan yang menular kepada manusia atau sebaliknya, serta bisa menjamin keamanan produk untuk hewan baik yang pangan maupun non pangan.

Mahasiswa dari Kedokteran Hewan dan Peternakan akan wajib mempelajari hal-hal ini:

  • Anatomi
  • Biokimia
  • Fisiologi
  • Kesehatan Hewan
  • Bakteriologi
  • Virology
  • Imunologi
  • Parasitologi
  • Mikologi
  • Farmakologi
  • Patologi
  • Radiologi
  • Legislasi
  • Ilmu Pakan
  • Penyakit Hewan Kecil
  • Penyakit Hewan Besar
  • Bedah
  • Reproduksi dan Kebidanan
  • Kesehatan Masyarakat Veteriner
  • Epidemiologi
  • Ekonomi Veteriner

Fasilitas pendukung pendidikannya juga disediakan seperti: gedung diagnostik, Rumah Sakit Hewan Prof Soeparwi, laboratorium, ruang TIK, kandang hewan percobaan, ruang seminar dan juga ruang small grup discussion.

Baca juga: Daftar Mata Kuliah Jurusan Kedokteran Hewan, Tertarik?

Unit Pelaksana Penelitian Perunggasan dan Pelatihan Manajemen Kesehatan Unggas (UP4MKU) perguruan tinggi UGM membuka kesempatan bekerjasama dengan banyak pihak untuk melakukan riset dan penelitian di bidang perunggasan. Beberapa bentuk kerjasama yang ditawarkan antara lain:

  • Penelitian pada berbagai aspek perunggasan, termasuk: penyakit unggas, vaksin, antibiotik/antimikrobial, antimikotoksin. Mycotoxin binder, Vitamin, premix, probiotik, prebiotik dan produk herbal.
  • Produksi antibodi, antigen dan test kit.
  • Pelatihan manajemen kesehatan unggas, seperti: teknik vaksinasi, teknik nekropsi dan pengambilan jaringan, teknik pengambilan darah dan pengumpulan serum.
  • Pelatihan prosedur laboratorium mikrobiologi, biologi molekular patologi, parasitologi, toksinologi, dan patologi klinik untuk personil dari industri perunggasan serta laboratorium pemerintah dan dinas yang terkait
  • Pengembangan fasilitas penelitian untuk unggas, meliputi lokasi khusus untuk penelitian perunggasan yang sudah dilengkapi dengan kandang dan perlengkapan boiler dan layer serta fasilitas pendukung lainnya
  • Menyelenggarakan kuliah umum, seminar, workshop, atau short course dalam bidang perunggasan atau lainnya yang berkaitan.

Prospek Kerja Lulusan Kedokteran Hewan

Di Indonesia, profesi dokter hewan masih terbilang tidak populer bahkan bisa dikatakan kurang. Maka dari itu lulusan kedokteran hewan memiliki prospek kerja yang bagus. Rata-rata lulusan kedokteran hewan akan bertujuan untuk berkarir menjadi dokter hewan. Bisa jadi dengan membuka praktik sendiri atau berkarir dengan penempatan di klinik hewan.

Beberapa profesi kerja yang bisa dijalani oleh lulusan kedokteran hewan, antara lain:

  1. Dokter Hewan
  2. Ahli Ilmu Hewan dan Satwa Liar
  3. Quality Control
  4. Dokter Spesialis Kesehatan
  5. Peneliti Hewan
  6. Teknisi dan Ahli Teknologi Kedokteran Hewan
  7. Ahli Peternakan dan Pengembangbiakan Hewan
  8. Penyuluh Kesehatan

Jadi berfokus pada ilmu kedokteran hewan berarti memiliki kepedulian terhadap hewan yang mana merupakan sesama makhluk hidup. Selain itu kesehatan hewan juga bisa berhubungan langsung dengan manusia. Jadi itu dia pembahasan mengenai jurusan kedokteran hewanUGM dan keunggulannya. Semoga bermanfaat.


Raih impian masuk kampus pilihanmu bersama Indonesia College. Tersedia bimbingan khusus Kedokteran. Belajar juga makin mudah dengan adanya layanan Bimbel Online.

Dapatkan informasi terkini dunia perkuliahan di blog bimbelkedokteran.id. Cek juga halaman kami lainnya di indonesiacollege.co.id dan indonesia-college.com – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.

Kedokteran Okupasi

Masih Langka! Apa Itu Kedokteran Okupasi?

Kedokteran Okupasi – Sebagian besar dari kita mungkin masih asing dengan istilah kedokteran okupasi, bukan? Bahkan, banyak juga yang baru mendengar salah satu spesialisasi di bidang kedokteran yang satu ini. Meskipun tidak sepopuler dokter spesialis bedah atau kulit, ternyata kedokteran okupasi merupakan bidang kedokteran yang pekerjaannya sangat dekat dan dibutuhkan di dunia kerja, loh!

Tanpa berlama-lama, mari kenalan dan simak penjelas mengenai kedokteran okupasi berikut, yuk!

Mengenal kedokteran okupasi

Jika merunut dari KBBI, okupasi dapat diartikan sebagai pendudukan yang juga secara tidak langsung berkaitan dengan bidang kedokteran okupasi. Secara umum, kedokteran okupasi merupakan cabang ilmu atau  bidang spesialisasi kedokteran yang berkaitan dengan pencegahan, diagnosis, hingga perawatan kondisi kesehatan pekerja yang berkaitan dengan pekerjaan di lingkungan kerja. 

Tidak hanya dibutuhkan pada saat pekerja sedang sakit, tanggung jawab seorang dokter spesialis okupasi terbilang luas karena ikut andil di tahap preventif hingga evaluasi pasca sakit atau kecelakaan kerja. Karena itu, peran dokter spesialis okupasi menjadi kunci untuk kesehatan para pekerja yang seringkali mengabaikan aspek keselamatan dan kesehatan. 

Baca juga: Jenis Dokter Spesialis dan Supspesialis yang Ada di Indonesia

Kamu berminat untuk menjadi dokter spesialis okupasi? Saat ini, hanya ada satu perguruan tinggi yang membuka program pendidikan dokter spesialis (PPDS) dengan program studi kedokteran okupasi, yaitu Universitas Indonesia (UI). Meskipun begitu, cabang ilmu kedokteran satu ini juga umumnya dipelajari pada tingkat sarjana atau masa pra klinik. 

Bidang yang ditangani kedokteran okupasi

Dengan lingkup kerja yang luas, dokter spesialis okupasi juga harus menguasai kompetensi utama yang diatur dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 90 Tahun 2020 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi, sebagai berikut:

  1. Melakukan penegakan diagnosis penyakit akibat kerja dan tatalaksana penanganannya secara komprehensif
  2. Menentukan penilaian kelayakan kerja bagi pekerja dengan kondisi medis tertentu akibat sakit atau pasca kecelakaan
  3. Mengevaluasi program return to work atau kapan pekerja dapat kembali bekerja dengan aman;
  4. Melakukan penilaian kecacatan dan perhitungan persentase kecacatan akibat penyakit atau kecelakaan kerja; serta
  5. Surveilans medis terhadap komunitas pekerja seperti medical check up (MCU) yang ditanggung oleh perusahaan berdasarkan pada risiko pekerjaannya.

Baca juga: Tugas dan Cara Menjadi Kedokteran Militer

Prospek kerja dokter spesialis okupasi

Dengan bidang yang spesifik ini, dokter spesialis okupasi banyak dibutuhkan secara langsung di rumah sakit hingga perusahaan baik negeri maupun swasta. Umumnya, dokter spesialis okupasi akan ditugaskan di klinik milik perusahaan sebagai fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan kerja. Di sana, dokter okupasi akan terlibat langsung dalam aspek kesehatan dan keselamatan kerja (K3) secara menyeluruh. 

Saat ini, hanya ada sekitar 200 orang dokter spesialis okupasi yang aktif di Indonesia. Jumlah ini tidak sebanding dengan tingginya penduduk usia kerja yang mencapai 65% di tahun 2023. Karenanya, peluang untuk berkarir sebagai dokter spesialis okupasi masih terbuka lebar karena kebutuhan yang juga meningkat. 

Jika melihat masih langkanya keberadaan dokter spesialis okupasi di Indonesia, melanjutkan studi spesialis di bidang ini bisa jadi pilihan yang sangat menarik. Ada yang tertarik mengambil spesialisasi langka ini?


Raih impian masuk kampus pilihanmu bersama Indonesia College. Tersedia bimbingan khusus Kedokteran. Belajar juga makin mudah dengan adanya layanan Bimbel Online.

Dapatkan informasi terkini dunia perkuliahan di blog bimbelkedokteran.id. Cek juga halaman kami lainnya di indonesiacollege.co.id dan indonesia-college.com – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.