Arsip Tag: koas

dokter konsulen adalah

Jarang Diketahui, Dokter Konsulen Adalah? Ini Peran Pentingnya

Dokter Konsulen adalah salah satu dokter yang memegang peranan penting dalam dunia medis. Kemampuan dokter konsulen ini sudah tinggi, dan sering dibutuhkan untuk melakukan penanganan medis yang rumit. Nah bagi masyarakat awam atau pejuang jas putih, istilah dokter konsulen ini mungkin belum terlalu dimengerti. Jadi yuk kita kupas apa itu dokter konsulen!

Apa Itu Dokter Konsulen?

dokter konsulen adalah

Dalam dunia medis, terdapat istilah dan peran dokter konsulen. Tapi tentunya bagi orang awam, istilah ini jarang diketahui. Jadi, dokter konsulen adalah dokter spesialis yang sudah menempuh pendidikan sub-spesialis, dan memiliki keahlian di bidang keilmuan yang spesifik. Ditambah lagi, peran seorang dokter konsulen ini adalah membantu pendidikan dokter muda seperti para koas dan dokter residen.

Dalam perannya, dokter konsulen ini akan sering dihubungi di situasi-situasi kompleks yang membutuhkan penanganan spesialis mendalam. Tugasnya hampir sama seperti dokter spesialis, namun dokter konsulen yang sekaligus dokter sub-spesialis ini memiliki keahlian yang lebih spesifik.

Dokter sub-spesialis ini biasanya akan bertugas di fasilitas layanan kesehatan tingkat tersier, seperti rumah sakit rujukan tipe A. Rumah sakit rujukan tipe A ini biasanya ada di kota-kota besar, contohnya untuk di Jakarta adalah RSUP Fatmawati, RSUP Persahabatan. Di Jogja ada RSUP Dr. Sardjito, di Bandung ada RSUP dr. Hasan Sadikin.

Terkadang dokter konsulen juga bisa bertugas di layanan kesehatan sekunder, tergantung kebutuhan suatu daerah.

Baca juga: Sama-sama Ada di Rumah Sakit, Ini Perbedaan Dokter Residen dan Koas

Contoh Gelar Dokter Konsulen

Dalam dunia kedokteran, dokter spesialis adalah dokter umum yang memiliki keahlian spesifik di salah satu bidang. Contohnya spesialis anak. Sedangkan dokter sub-spesialis, akan mempelajari lebih dalam mengenai satu bidang tersebut. Contohnya spesialis anak, dengan fokus Nutrisi & metabolisme.

Contoh gelar dokter spesialis:

  • A: Spesialis Anak
  • An: Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi
  • And: Spesialis Andrologi
  • B: Spesialis Bedah
  • BA: Spesialis Bedah Anak
  • KK: Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin
  • M: Spesialis Mata
  • PD: Spesialis Penyakit Dalam
  • S: Spesialis Saraf

Untuk gelar dokter sub-spesialis/konsultan akan ditambahkan gelas (K) di akhir gelar spesialis yang berarti Konsultan/Spesialis 2/Sub Spesialis. Contohnya Sp.A (K): Spesialis Anak Konsultan.

Contoh gelar yang bisa ditambahkan untuk spesialis jantung dan spesialis bedah:

  • FACC: Fellow of the American College of Cardiologists
  • FACP: Fellow of the Amirican College of Physicians
  • FACS: Fellow of the Amirican College of Surgeons

Sub-spesialis Ilmu Penyakit Dalam:

  • Geriatri (Sp. PD-KGer)
  • Kardiovaskular (Sp.PD-KKV)
  • Pulmonologi (Sp.PD-KP)

Sub-spesialis Ilmu Kesehatan Anak:

  • Alergi Imunologi
  • Endokrinologi
  • Kardiologi
  • Nefrologi
  • Neurologi
  • Gasthrohepatologi

Sub-spesialis THT-KL:

  • Rinologi
  • Plastik Rekonstruksi
  • Bronkoesofagologi
  • Alergi Imunologi
  • THT Komunitas

Dan banyak lagi lainnya gelar sup-spesialis di berbagai bidang lainnya.

Baca juga: Berapa Lama Kuliah Kedokteran? Ini Tahapan-Tahapan Pendidikannya yang Wajib Diketahui

Dokter sub-spesialis ini juga akan memberikan saran atau konsultasi kepada dokter lainnya dalam menangani kasus medis yang kompleks. Dokter sub-spesialis ini harus mendapat pengakuan dari kolegium atau pengampu cabang keilmuan yang berisi para guru besar, ketua program studi, dan para ahli dalam bidang pendidikan kedokteran.

Peran Penting Dokter Konsulen

Seperti yang sudah dibahas di atas, dokter konsulen ini memegang peranan penting. Berikut rinciannya:

1.    Menangani Kasus Medis yang Rumit

Tugas dokter ini jauh lebih berat dibandingkan dokter umum maupun dokter spesialis. Jika ada pasien yang memiliki kondisi kesehatan buruk dan sulit ditangani, contohnya masalah jantung yang sangat serius maka dokter konsulen akan turun tangan dan memberikan perawatan maksimal.

2.    Memberikan Panduan dan Pelatihan kepada Dokter Muda

Dokter konsulen ini bisa dibilang jadi puncak karier kedokteran, yang tentunya sudah memiliki keahlian mendalam dan banyak pengalaman praktis. Maka dari itu dokter konsulen akan membantu dokter muda agar lebih siap dan lebih maksimal dalam menangani berbagai kondisi pasien.

3.    Memberikan Pendapat Ahli

Sebagai seorang ahli, dokter konsulen akan sangat dibutuhkan untuk membantu dokter lain untuk memberikan saran, pendapat bahkan membantu memberikan diagnosis agar pasien bisa mendapatkan penanganan atau pengobatan yang tepat.

4.    Melakukan Penelitian Medis

Dokter ini juga akan berperan aktif dalam melakukan penelitian kesehatan. Mereka akan menemukan cara baru yang lebih efektif untuk menyembuhkan suatu penyakit atau membuat inovasi pengobatan.

Sudah paham kan, dokter konsulen adalah dokter sub-spesialis yang sering menangani tindakan penting dalam dunia medis. Bagaimana, tertarik untuk melanjutkan pendidikan sampai di tahap sub-spesialis?

Raih impian masuk kampus pilihanmu bersama Indonesia College. Tersedia bimbingan khusus Kedokteran. Belajar juga makin mudah dengan adanya layanan Bimbel Online.

Dapatkan informasi terkini dunia perkuliahan di blog bimbelkedokteran.id. Cek juga halaman kami lainnya di indonesiacollege.co.id dan indonesia-college.com – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.

perbedaan koas dan residen

Ini 7 Perbedaan Koas dan Residen di Pendidikan Kedokteran

Perbedaan koas dan residen – Sebelum akhirnya bisa sah menjadi seorang dokter, mahasiswa kedokteran harus melewati beberapa tahap pendidikan. Pertama, mahasiswa harus menempuh studi sarjana pendidikan dokter selama 3,5-4 tahun yang juga dikenal dengan pendidikan pra klinis. Setelah lulus, mahasiswa akan mendapat gelar S.Ked. yang bisa melanjutkan ke profesi dokter atau pendidikan klinis. 

Mahasiswa kedokteran yang mengambil program profesi akan ditugaskan di rumah sakit dan menangani pasien secara langsung sebagai koas (co-assistant). Selain ada mahasiswa koas, di rumah sakit biasanya juga sering dijumpai  residen yang juga sedang menempuh pendidikan. Lalu, apa bedanya koas dengan residen? 

Agar tidak salah kaprah, berikut beberapa hal yang membedakan antara koas dan residen. Yuk, coba cermati dengan baik

Perbedaan antara koas dan residen

1. Jenjang pendidikan

Koas: Mahasiswa pendidikan profesi dokter yang baru lulus dari S1 kedokteran dan sedang menjalani tahap pendidikan klinis di rumah sakit. Mahasiswa koas juga dikenal sebagai dokter muda karena belum mendapatkan gelar dr.

Residen: Dokter umum yang sudah lulus profesi kedokteran dan mendapat gelar dr. yang sedang menjalani program pendidikan dokter spesialis (PPDS). 

2. Lama pendidikan

Koas: 1,5-2 tahun dengan rotasi ke beberapa departemen atau stase selama masing-masing 2-8 minggu. 

Residen: 2-5 tahun dengan praktik utama di departemen sesuai dengan spesialisasi yang diambil

Baca juga: 18 Stase Koas Kedokteran, Wajib Dilewati untuk Jadi Dokter!

3. Pembimbing atau supervisor

Koas: dibimbing dan diawasi oleh dokter konsulen/spesialis dengan bantuan dokter residen

Residen: dibimbing dan diawasi oleh dokter konsulen/spesialis

4. Tanggung jawab dan beban kerja

Koas: hanya melakukan kegiatan atau tindakan sesuai arahan dari dokter konsulen atau supervisor yang bertugas dan tidak bertanggung jawab secara perdata jika terjadi kesalahan tindakan

Residen: melakukan kegiatan klinis rutin mulai dari memeriksa dan visite pasien, mendiagnosis dan melakukan tindakan yang berkaitan dengan diagnosis, melakukan penelitian dan case report, hingga mengkonsultasikan kegiatan dengan dokter senior

5. Ujian

Koas: mengikuti ujian kompetensi program profesi dokter (UKMPPD) yang diselenggarakan 4 kali dalam setahun oleh Kemendikbud pada bulan  Februari, Mei, Agustus, dan November. Materi ujian terdiri dari ujian CBT dan ujian OSCE.

Residen: mengikuti ujian kompetensi nasional yang diselenggarakan oleh masing-masing kolegium dokter spesialis mengikuti ketentuan masing-masing kolegium. Materi ujian terdiri dari ujian tulis secara daring dan ujian OSCE. 

6. Tahapan pendidikan selanjutnya

Koas: mengikuti internship untuk mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR) untuk bisa praktik sebagai dokter umum. Setelah itu, bisa melanjutkan pendidikan menjadi dokter spesialis atau mengambil studi magister (S2). 

Residen: bisa mengikuti pendidikan lanjutan pada program sub spesialis atau mengambil studi magister (S2). 

7. Gelar yang diperoleh

Koas: gelar dr. yang ditulis di depan nama. Contoh, dr. Budi

Residen: gelar Sp. diikuti dengan singkatan spesialisasi sesuai program yang diikuti. Contoh, dr. Budi, Sp.A. (dokter spesialis anak).

Nah, itulah beberapa hal yang membedakan mahasiswa koas dan dokter residen. Setelah menyimak perbedaan tadi, semoga kamu tidak salah membedakan keduanya lagi, ya.


Raih impian masuk kampus pilihanmu bersama Indonesia College. Tersedia bimbingan khusus Kedokteran. Belajar juga makin mudah dengan adanya layanan Bimbel Online.

Dapatkan informasi terkini dunia perkuliahan di blog bimbelkedokteran.id. Cek juga halaman kami lainnya di indonesiacollege.co.id dan indonesia-college.com – Indonesia College sudah berpengalaman sejak tahun 1993.